Ini adalah tugas sekolah penulis untuk pelajaran Bahasa Indonesia, yaitu menganalisis unsur intrinsik dan ekstrinsik novel. Novel yang dianalisis adalah sebuah novel terjemahan berjudul "Kisah Petualangan James Bond: Silverfin" karangan Charlie Higson.
Sinopsis
James Bond memulai petualangan
hebatnya di Eton, sebuah sekolah tua di dekat sungai Thames, London. Di Eton,
James bertemu dengan George Hellebore dan ayahnya Lord Randolph Hellebore. Lord
Hellebore disegani oleh hampir semua orang di Eton karena dia aktif membangun
sekolah itu dengan uang dan segala materi yang dia miliki.
Berawal dari Piala Hellebore, James mulai
menyadari akan sifat sebenarnya dari Lord Hellebore. Dia juga menyadari bahwa
George Hellebore akan menggunakan cara apapun agar bisa memenangi Piala
Hellebore. Tetapi George melakukannya karena dia mendapat tekanan dan ancaman
dari ayahnya, sampai-sampai Lord Hellebore tega memaksa George untuk meminum
obat ciptaannya yang dapat membuat George menjadi lebih tangguh dari sebelumnya.
Petualangan James berlanjut ketika
James berkunjung ke pondok milik paman dan bibinya, Max Bond dan Charmian Bond.
Pondok itu terletak di sebuah desa di Highland Barat, Keithly. Dari pamannya
lah, James mengetahui tentang keberadaan sebuah kastil yang terletak terlalu
jauh dari pondok pamannya. Kastil itu ternyata milik Lord Hellebore. Karena
penasaran, James pun memutuskan untuk menyelidiki kastil itu bersama seorang
anak laki-laki yang ditemuinya di kereta saat perjalanan menuju Skotlandia.
Anak itu bernama Red Kelly. Bersama-sama mereka pergi ke kastil Hellebore.
Ketika mereka sudah dekat dengan kastil tersebut, James dan Red bertemu dengan
seorang detektif dari Agensi Detektif Pinkerton di Amerika. Detektif itu
bernama Mike Moran atau Mike Si Penjagal. Menurut info dari Si Penjagal, Lord
Hellebore membuat sebuah eksperimen tersembunyi di dalam kastil tersebut.
Karena waktu itu sudah sore, Si Penjagal menyuruh James dan Red untuk kembali
ke Keithly sambil mencari informasi. Sementara Si Penjagal akan terus memantau
dan menyelidiki kastil itu dari dekat.
Waktu pun berjalan, James merasa dia
dan Red harus kembali ke kastil karena Si Penjagal tak kunjung memberi kabar
kepada mereka. James dan Red pun pergi lagi ke kastil Hellebore. Ternyata, Si
Penjagal telah tewas karena tercebur ke sebuah kolam di dekat kastil. James dan
Red pun memutuskan untuk menyelinap ke dalam kastil. Namun Red terjatuh dari
pohon hingga kakinya patah. James pun menyelinap sendirian. Akan tetapi, dia
tertangkap oleh Lord Hellebore dan dikurung di dalam kastil. Dalam keputus
asaan, dia teringat dengan kata-kata pamannya “Tak seorang pun bisa mengekang
seorang Bond selamanya”. Kata-kata itu memberikan semangat baru pada James. Akhirnya
James berhasil keluar dari kastil dan bertemu kembali dengan Red.
James dan Red lalu berencana pulang
ke Keithly. Akan tetapi, Lord Hellebore mengetahui bahwa James telah melarikan
diri dan Hellebore pun mengejar James. James memutuskan untuk kembali ke kastil
dan mengakhiri semua ini, mengakhiri semua rencana jahat Hellebore. Dibantu
oleh Wilder dan kudanya, Martini, dia kembali ke kastil. James bertemu dengan
George dan ternyata George telah berada di pihak James. Singkat cerita, mereka
berhasil menhancurkan semua eksperimen Lord Hellebore, bahkan Lord Hellebore
pun tewas. James kembali bersekolah di Eton, sementara George pergi ke Amerika
untuk tinggal bersama ibunya.
Analisis Terhadap Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Novel
Silverfin
1. Unsur Intrinsik
Novel “Silverfin” karangan Charlie
Higson mengangkat tema kehidupan James Bond muda yang berjuang menghadapi
seorang penjahat. Hal yang paling mendasari tema tersebut adalah bagaimana
kehidupan James Bond yang harus menghadapi dan menghentikan eksperimen biologi
Lord Hellebore.
Tema terdiri dari dua macam, yaitu tema mayor dan tema minor.
Tema mayor adalah tema yang dominan dalam cerita, sedangkan tema minor adalah
tema tambahan untuk melukiskan tema mayor. Dalam novel “Silverfin”, yang
merupakan tema mayor adalah tentang kehidupan James Bond muda yang berjuang
menghadapi seorang penjahat. Sementara yang merupakan tema minor adalah
petualangan menjadi mata-mata.
Secara umum, alur dalam novel
“Silverfin” adalah alur maju. Ini sangat jelas sekali, karena ceritanya dimulai
dengan paparan bagaimana kehidupan James Bond di Eton (bagian 1 di halaman 1),
kemudian berlanjut menjadi klimaks ketika sampai masa liburan dimana James
tinggal di pondok milik pamannya sambil menyelidiki kejahatan Lord Hellebore
(bagian 2 di halaman 113), hingga pada bagian akhir adalah penyelesaian ketika
James Bond dan teman-teman berhasil mengalahkan Lord Hellebore beserta anak
buahnya (bagian 3 di halaman 255).
Berlanjut keunsur tokoh, tokoh-tokoh dalam karya fiksi merupakan tokoh-tokoh rekaan.Tokoh-tokoh
dalam sebuah cerita tidak saja berfungsi untuk memainkan cerita, tetapi juga
berperan untuk menyampaikan ide, motif atau tema. Semakin berkembangnya ilmu
jiwa, terutama psiko-analisa merupakan satu alasan penting peranan tokoh cerita
sebagai bagian yang ditonjolkan oleh pengarang.
Pada dasarnya tokoh dalam sebuah cerita dibagi menjadi dua jenis, yakni tokoh
utama dan tokoh bawahan. Tokoh utama senantiasa berhubungan dalam setiap
peristiwa dalam cerita, sementara tokoh bawahan merupakan tokoh yang tidak
sentral kedudukannya dalam cerita, tetapi kehadirannya sangat diperlukan untuk
menunjang tokoh utama.
Dalam novel “Silverfin”, yang
menjadi tokoh utama adalah James Bond, Lord Randolph Hellebore, dan George
Hellebore. Sedangkan yang menjadi tokoh bawahan adalah Mr. Codrose,
Pritpal Nandra, Tommy Chong,
Mr. Merriot, Croaker,
Leo Butcher, Red Kelly,
Bibi Charmian, Paman Max,
Wilder Lawless, Mike Moran
(Si Penjagal), dan Algar.
Berikut ini adalah penokohan dalam
novel “Silverfin”:
1.
James Bond, seorang anak yatim piatu yang mempunyai
sifat tak mudah menyerah, berani mengambil resiko, dan hebat dalam berlari. Dia
bersekolah di Eton.
2.
Lord Randolph Hellebore, seorang yang kaya dan berpengaruh
di Eton. Dia adalah seorang ambisius dan serakah yang ingin menciptakan senjata
biologis berupa prajurit manusia yang tangguh.
3.
George Hellebore, putra dari Lord Hellebore. Sejak
kecil, dia sudah dipisahkan dengan ibunya. Awalnya dia adalah musuh besar James
Bond, namun pada akhirnya George ikut membantu James mengalahkan Lord
Hellebore.
4.
Mr. Codrose, pengawas asrama tempat James Bond
menginap selama bersekolah di Eton. Dia memiliki perawaka kecil, berkulit
pucat, matanya biru tajam, rambut kasar berwarna kelabu,dan janggut pendek dan
hitam yang menutupi hampir separuh wajahnya. Dia mempunyai sifat yang ramah dan
tegas.
5.
Pritpal Nandra, seorang anak yang juga belajar di Eton
sama seperti James. Nandra tinggal satu asrama dengan James. Nandra cukup ramah
pada James, dia mengajarkan semua yang dia tahu tentang Eton pada James, mulai
dari istilah-istilah aneh hingga tradisi-tradisi yang tak pernah hilang.
6.
Tommy Chong, dia juga tinggal di asrama yang sama
dengan James. Tommy memiliki perawakan kecil, namun berotot, berasal dari Hong
Kong. Dia suka berdebat, main kartu, dan punya perbendaharaan kata umpatan
paling banyak yang pernah didengar James. Dia cukup ramah pada James. Dia juga
mengajarkan pada James istilah-istilah aneh yang digunakan di Eton.
7.
Mr. Merriot, guru kelas James. Dia bertugas mengawasi
pendidikan James selama di Eton, dan dia juga menangani klub atletik.
Perawakannya jangkung dan kurus dengan mata kelabu, rambut berantakan, dan
hidung bengkok besar yang mencuat di wajahnya seperti sirip ikan. Dia jarang
terlihat tanpa cangklong di mulutnya, dan biasanya tidak dinyalakan. Dia sangat
ramah, baik, dan sering mengatakan jika dia berada di sana demi anak-anak dan
bukan sebaliknya seperti yang biasa dipikirkan sebagian Paruh di sekolah.
8.
Croaker, lelaki paling tua dan paling terkenal yang
merawat perahu-perahu sekolah. Croaker sudah tua sekali, dan selalu tua.
Tubuhnya pendek gemuk, dengan kumis tebal, mata merah kecil, hidung gemuk
seperti bola lampu, dan topi flat yang selalu menutupi kepalanya yang botak.
Dia orang yang ramah, dia pernah ingin membagi belut hasil tangkapannya pada
James, tetapi James menolaknya karena James tidak begitu suka makan belut.
9.
Leo Butcher, anak yang tegap, periang dan sedikit
gemuk, anggota band sekolah. Dia anak yang ramah. Dia pernah mengajarkan pada
James bagaimana cara menahan nafas dalam waktu yang relatif lama. Ilmu itu dia
dapatkan karena dia adalah seorang pemain terompet dan tuba.
10.
Red Kelly, dia adalah anak yang ditemui James secara
tidak sengaja di kereta sewaktu James pergi ke Skotlandia. Red cukup ramah pada
James, dia juga jago berkelahi dan membela James. Red juga berperan besar dalam
membantu James mengalahkan Lord Hellebore.
11.
Bibi Charmian, dia tidak suka pada teh, apalagi
meminumnya. Dia sangat baik pada James. Setelah kedua orang tua James
meninggal, Bibi Charmian yang merawat James.
12.
Paman Max, dia sangat ramah. Paman Max mengajarkan
pada James bagaimana cara memancing, dan seluk-beluk tentang mobil, mulai dari
bagian mesin hingga cara mengemudi yang baik. Pada masa mudanya Paman Max
adalah seorang mata-mata.
13.
Wilder Lawless, seorang gadis yang ditemui James
sewaktu pergi ke kastil Hellebore. Dia mempunyai rambut pirang panjang dan bermata
hijau. Dia juga sering menaiki kudanya yang bernama Martini. Wilder adalah
gadis yang manis dan ramah. Meskipun begitu, dia cukup pandai dalam hal bela
diri.
14.
Mike Moran, itulah namanya. Tetapi dia lebih sering
dipanggil “Si Penjagal”. Dia adalah seorang detektif yang sedang menyelidiki
Lord Hellebore. Mike adalah orang yang berani mengambil setiap resiko, hal
inilah yang membuatnya menemui ajalnya.
15.
Algar, saudara laki-laki Lord Hellebore. Pada masa
mudanya dia adalah seorang pemuda yang memiliki tubuh yang sempurna. Tetapi,
akibat percobaan yang dia lakukan pada tubuhnya, tubuhnya jadi terlihat
mengerikan. Tubuhnya menjadi lebih tinggi daripada Randolph, walaupun bungkuk.
Tangannya sangat besar, dan otot-ototnya membengkak. Kulitnya sangat halus dan
berkilau kelabu. Wajahnya hancur. Meskipun tubuhnya begitu mengerikan, tetapi
sifat dan jiwa Algar jauh lebih baik daripada Randolph.
Latar bisa
digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu latar tempat di luar rumah dan latar tempat
di dalam rumah. Latar tempat di luar rumah yang terdapat pada novel “Silverfin”
yaitu:
1. Inggris, tempat
dimana James bersekolah.
2. Skotlandia,
tempat dimana James menyelidiki dan mengalahkan Lord Hellebore.
Latar
di dalam rumah bisa diamati melalui percakapan dalam novel. Berikut ini
beberapa kutipan yang menjelaskan latar tempat-tempat:
1. “Kamarku di sebelah kamarmu,” kata Pritpal
(halaman 5).
2. “Itu Burning Bush,” kata
Pritpal, “penanda jalan yang terkenal di
Eton, biasanya dipakai untuk titik pertemuan. Mengerti, teman?” (halaman
8).
3. “Tidak apa-apa,” katanya. “Cepatlah masuk ke dalam kereta itu, atau kita
akan disini semalaman.” (halaman 90).
4. “Eh?” katanya. “Mengapa kalian mengendap-endap di semak-semak ini?” (halaman 175).
5. “Lihat parit itu?” katanya. “Parit itu ada di sepanjang jalan menuju
gerbang, lalu mengalir ke bawah tanah lewat pipa. Tidak akan ada yang melihat
kalau kita merangkak di dalamnya. Kau bisa langsung menaiki lori.” (halaman
243).
Latar waktu selalu berkaitan dengan saat berlangsung suatu cerita. Oleh
karena itu, waktu sangat penting dalam suatu cerita karena tidak mungkin ada
rentetan peristiwa tanpa hadirnya sang waktu. Dalam novel ini
ditampilkan latar waktu bagian hari yang berupa:
-
kemarin sore (halaman 4),
-
tujuh lewat sepuluh (halaman 10),
-
hari ini (halaman 31),
-
keesokan harinya (halaman 34),
-
pukul 7.39 (halaman 88),
-
pukul 09.30 (halaman 115).
Sudut pandang yang
digunakan dalam novel “Silverfin” adalah orang ketiga pelaku utama. Hal ini
bisa dilihat dari cara penulisan novel tersebut, contohnya pada kutipan
berikut:
“Dia sempat menanyakan arah dan mendapati dirinya tersesat di sebuah
gang bernama Gang Judy, sambil memandang putus asa pada gedung-gedung tinggi
tanpa nama yang berada di kedua sisinya” (halaman 5).
Pada
kutipan tersebut terdapat penggunaan kata “dia” untuk menggambarkan subjek,
bukan “aku”.
Gaya bahasa yang terdapat pada novel “Silverfin”
adalah hiperbola. Contohnya pada dua
kutipan berikut:
“Lord Hellebore tertawa di depan wajah James, dan napasnya yang panas,
berbau asam bercampur belerang, meniup wajahnya, nyaris membuatnya tersedak”
(halaman 26).
“James
menggigil. Tubuhnya terasa perih, seolah telah dikuliti, seperti belut Croaker” (halaman 39).
Karena novel ini adalah novel yang berisi kisah petualangan dan misteri,
maka memang selayaknya gaya bahasa yang digunakan adalah hiperbola agar cerita
menjadi lebih hidup.
2. Unsur Ekstrinsik
Amanat yang ingin disampaikan oleh
pengarang novel “Silverfin” adalah agar seseorang tidak menyerah dahulu
meskipun halangan dan rintangan yang menghalangi datang silih berganti. Selain
itu juga hendaknya kita dapat berinteraksi secara luas agar kita mendapat
banyak kawan. Hal ini dicontohkan oleh James. Di Eton, dia bertemu dengan
Pritpal dan Tommy. Di Kereta, dia bertemu dengan Red. Di jalan menuju kastil,
dia bertemu Wilder. Semua orang itu bisa dia jadikan sebagai teman. Bahkan
seorang George Hellebore yang awalnya adalah musuh besar James akhirnya menjadi
partner James dalam usaha menghancurkan rencana Lord Hellebore.
Selain amanat, terdapat
beberapa nilai-nilai pada novel ini, yaitu:
1. Nilai sosial,
nilai ini akan membuat orang lebih tahu dan memahami kehidupan manusia
lain. Di dalam novel ini diceritakan kehidupan seorang mata-mata. Maka dengan
membaca novel ini pembaca akan lebih memahami bagaimana kehidupan seorang
mata-mata.
2. Nilai
hedorik, nilai ini yang bisa memberikan kesenangan kepada pembacanya sehingga
pembaca ikut terbawa ke dalam cerita novel yang diberikan.
3. Nilai
koleksi, maksudnya adalah novel yang bisa dibaca berkali-kali yang berakibat
bahwa orang harus membelinya sendiri, menyimpan dan diabadikan. Novel
“Silverfin” memiliki cerita yang sangat menarik, sehingga tidak akan bosan jika
dibaca berkali-kali.
Penutup
Tema
yang diangkat pada novel “Silverfin” ini adalah tentang kehidupan James Bond
muda yang berjuang menghadapi seorang penjahat. Secara umum, alur dalam novel
“Silverfin” adalah alur maju. Ini sangat jelas sekali, karena ceritanya dimulai
dengan paparan bagaimana kehidupan James Bond di Eton, kemudian berlanjut
menjadi klimaks ketika sampai masa liburan dimana James tinggal di pondok milik
pamannya sambil menyelidiki kejahatan Lord Hellebore, hingga pada bagian akhir
adalah penyelesaian ketika James Bond dan teman-teman berhasil mengalahkan Lord
Hellebore beserta anak buahnya. Tokoh utamanya adalah James Bond, seorang anak
yatim piatu yang mempunyai sifat tak mudah menyerah, berani mengambil resiko,
dan hebat dalam berlari. Gaya bahasa yang paling menonjol pada novel
“Silverfin” adalah hiperbola. Sudut pandang yang digunakan dalam novel
“Silverfin” adalah orang ketiga pelaku utama.
Keunggulan
pada novel “Silverfin” adalah tokoh utamanya adalah sosok yang sudah sangat
dikenal oleh banyak pecinta cerita fiksi karangan Ian Fleming. Selain itu,
jalan ceritanya tidak mudah untuk ditebak begitu saja. Tampilan covernya juga sangat menarik karena
terdapat gambar belut yang menjadi ide cerita. Kelemahan pada novel “Silverfin”
adalah karena ini adalah novel terjemahan, maka ada beberapa kata atau isitilah
yang tidak pernah dijumpai di Indonesia, misalnya seperti semak Gorse.
Dalam
menganalisis novel “Silverfin” tentunya diperlukan pemahaman terhadap karya
sastra itu sendiri. Dengan menggunakan beberapa teori atau pendekatan tertentu
kita mampu untuk menganalisis suatu karya sastra dengan mencermati dan
merasakan secara mendalam unsur-unsur yang terdapat dalam karya sastra
tersebut
Terimakasih ini sangat membantu
BalasHapusHow to make money in the casino world with bitcoin - Work
BalasHapusHow หาเงินออนไลน์ to make money in the casino world with 제왕 카지노 bitcoin · Step 1 – Learn 샌즈카지노 how to make money · Step 2 – Choose an option that you feel