Hari ini tanggal 8 Mei 2013, Sir Alex Ferguson mengumumkan keputusannya untuk pensiun sebagai manajer sekaligus pelatih Manchester United (MU). Karena itu, kali ini penulis ingin membahas sedikit profil dari Sir Alex Ferguson yang diambil dari beberapa sumber.
Sir Alexander Chapman "Alex" Ferguson CBE (lahir di Govan, Glasgow, 31 Desember 1941; umur 71 tahun) adalah seorang pelatih dan mantan pemain sepak bola berkebangsaan Skotlandia, yang saat ini sedang menangani Manchester United F.C.,
di mana dia telah bertugas lebih dari 1000 pertandingan. Dianggap
sebagai salah satu pelatih terbaik dalam permainan, dia telah
memenangkan lebih banyak trofi daripada pelatih manapun sepanjang
sejarah sepak bola Inggris. Dia telah menangani Manchester United sejak tanggal 6 November 1986 sampai sekarang, menggantikan Ron Atkinson.
Di Manchester United, Sir Alex menjadi pelatih tersukses dalam sejarah
sepak bola Inggris, dengan memimpin tim memenangkan 10 gelar juara liga.
Pada 1999, dia menjadi pelatih pertama yang membawa tim Inggris meraih treble dari Liga Utama, Piala FA and Liga Champions UEFA. Juga menjadi satu-satunya pelatih yang memenangkan Piala FA sebanyak 5 kali, Fergie juga menjadi satu-satunya pelatih yang berhasil memenangkan gelar Liga Inggris sebanyak 3 kali berturut-turut bersama tim yang sama (1998-1999, 1999-2000 and 2000-2001). Pada 2008, dia bergabung bersama Brian Clough (Nottingham Forest) dan Bob Paisley (Liverpool) sebagai pelatih Britania yang pernah memenangkan kejuaraan Eropa sebanyak lebih dari satu kali.
Karier sepak bola Ferguson dimulai ketika ia bergabung dengan klub amatir Queens Park pada umur 16 tahun. Berposisi sebagai penyerang
ia mencetak 20 gol pada musim debutnya dan pindah pada musim berikutnya
ke klub amatir St. Johnstone. Di klub barunya, Ferguson mengejutkan
publik dengan mencetak hattrick melawan klub idolanya Glasgow Rangers.
Performanya membuat ia dikontrak profesional oleh Dunfermline. Pada
musim pertamanya Ferguson berhasil mencapai final Piala Skotlandia
melawan Glasgow Celtic
akan tetapi kalah 3-2. Ferguson sendiri tidak tampil dalam final karena
penampilan buruknya ketika melawan St. Jonstone pada pertandingan
sebelumnya. Musim keduanya bersama Dunfermline, ia berhasil keluar
sebagai pencetak gol terbanyak Liga Skotlandia bersama Joe McBride
dengan 31 gol. Prestasi ini akhirnya mengantarkan Ferguson ke klub impiannya sejak kecil, Glasgow Rangers.
Masa-masa di Rangers ternyata tidak menyenangkan Ferguson. Ia sering
dicadangkan dan berlatih dengan tim junior. Hal ini membuat Fergie tidak
betah dan hanya bertahan 2 musim bersama Rangers. Ia kemudian ditawari
pindah oleh klub Inggris, Nottingham Forest. Akan tetapi istrinya, Cathie tidak menyetujui kepindahan mereka ke
Inggris. Ia lalu memilih untuk pindah ke klub Falkirk. Ferguson
dipromosikan sebagai pelatih merangkap pemain. Namun tak lama kemudian
jabatannya digantikan oleh John Prentice. Ferguson kemudian memilih
untuk pindah ke Ayr United dimana ia bermain disana sampai pensiun
sebagai pemain pada 1974. Sebagai pemain Ferguson telah mencetak total
170 gol dalam 317 pertandingan.
Pada bulan Juni tahun 1974, sesaat setelah ia pensiun sebagai pemain,
Ferguson ditunjuk sebagai manajer paruh waktu unutk East Stirlingshire
pada usia 32 tahun. Kariernya di East Stirlingshire hanya bertahan
sebentar karena pada bulan Oktober 1974 ia menerima pinangan St. Mirren
untuk menjadi manajer.
Kariernya di St. Mirren berlangsung gemilang, selama 4 musim menangani
klub tersebut (1974-1978). Ferguson mengangkat klub kecil yang tadinya
hanya ditonton oleh 1000 orang dalam pertandingan kandanganya itu
menjadi juara Liga Skotlandia pada musim 1977 dengan permainan
menyerangnya. Selain itu ia berjasa dalam menemukan bakat-bakat muda
dalam diri Billy Stark, Tony Fitzpatrick, Bobby Reid dan Peter Weir.
Kesuksesan Ferguson dalam mengangkat St. Mirren ternyata berujung pada
pemecatan pada tahun 1978 karena konflik internal antara Ferguson
sendiri dengan staffnya.
Presiden klub St. Mirren, Willie Todd bahkan mengatakan bahwa Ferguson
"tidak mempunyai kemampuan manajerial yang baik". Dengan demikian St.
Mirren adalah klub satu-satunya yang pernah memecat Ferguson sepanjang
karier manajerialnya.
Setelah berhenti menjadi pelatih St. Mirren, Ferguson menjadi manajer Aberdeen menggantikan Billy McNeil yang pindah ke Glasgow Celtic,
ia diharapkan untuk mengembalikan masa kejayaan Aberdeen yang menjuarai
Liga Skotlandia terakhir kali pada 1955. Namun karena usia Ferguson
yang terbilang cukup muda (36 tahun) tetap saja ia kesulitan meraih
respek dari para pemain yang beberapa diantaranya lebih tua dari manajer
mereka sendiri. Pada musim debutnya, Aberdeen meraih peringkat ke 4
walaupun tidak pernah kalah sebelum Desember 1978. Ferguson juga membawa
Aberdeen ke semifinal Piala Skotlandia dan Piala Liga Skotlandia. Pada
musim berikutnya Aberdeen kembali kalah dalam final ajang Piala Liga
Skotlandia oleh Dundee United setelah pertandingan replay. Ferguson
menyalahkan dirinya sendiri yang seharusnya mengubah taktik dan
komposisi pemain dalam pertandingan replay tersebut. Setelah
pertandingan final itu, performa Aberdeen mengalami peningkatan sampai
mereka menjadi juara Liga Skotlandia pada akhir musim 1979/80. Hal ini
membuat Ferguson mendapatkan kepercayaan dan respek dari para pemain dan
direktur klub. Ia tetap menjadi manajer yang penuh disiplin sehingga
pemain-pemainnya menjulukinya "Furious Fergie" atau "Fergie yang Galak".
Ia bahkan pernah mendenda salah satu pemainnya, John Hewitt karena
mendahuluinya ketika mengendarai mobil di jalan. Ia juga pernah
menendang sebuah teko teh kepada para pemainnya saat mereka tampil buruk
dalam babak pertama. Ferguson juga menuduh pers mengutamakan 2 klub
saja (Rangers dan Celtic) dalam pemberitaannya. Aberdeen terus meraih
sukses dalam musim-musim berikutnya. Diantaranya meraih Piala Skotlandia
pada musim 1981/82. Trofi ini mengantarkan Aberdeen unutk
berpartisipasi lagi dalam ajang Eropa, kali ini di ajang Piala Winners. Performa Fergie bersama Aberdeen mendapat sorotan media setelah mereka secara mengejutkan menyingkirkan Bayern München setelah klub itu mengalahkan Tottenham Hotspur
4-1 dalam ronde sebelumnya. Kesuksesan ini mendatangkan kepercayaan
diri pada skuab Aberdeen yang percaya mereka dapat meraih sukses dalam
ajang Piala Winners. Hal yang menjadi kenyataan ketika pada 11 Mei 1983 mereka sukses mengalahkan raksasa Spanyol, Real Madrid 2-1 dalam final. Aberdeen menjadi klub ketiga Skotlandia
yang meraih sukses Eropa setelah Rangers dan Celtic. Dalam kompetisi
domestik Aberdeen berhasil mempertahankan mahkota juara Piala Skotlandia
dengan kemenangan 1–0 atas Rangers di final. musim berikutnya Aberdeen
kembali meraih gelar juara Piala Skotlandia untuk ke tiga kalinya secara
berturut-turut, dan meraih gelar juara Liga Skotlandia. Hal ini membuat
Ferguson dianugerahi gelar OBE pada 1984.
Fergie kembali membawa Aberdeen mempertahankan gelar juara Liga
Skotlandia pada musim 1984-85. Musim berikutnya (1985/86) mereka gagal
dalam ajang Liga, posisi 4 dalam klasemen, walaupun mereka meraih juara
Piala Liga dan Piala Skotlandia pada tahun yang sama. Pada musim yang
sama, Ferguson adalah salah satu staf pelatih dalam tim nasional Skotlandia ketika menghadapi ajang Piala Dunia 1986. Namun meninggalnya pelatih utama mereka, Jock Stein, membuat Ferguson ditunjuk menjadi pelatih utama Skotlandia pada Piala Dunia 1986.
Ia kemudian menunjuk Archie Knox menjadi asisten manajer yang mana
adalah juga asistennya di Aberdeen. Karena jasa-jasanya di Aberdeen,
Ferguson kemudian diusulkan untuk menjadi salah satu direktur di klub
tersebut, namun Fergie menolaknya dan mengatakan bahwa ia berniat untuk
pindah dari Aberdeen pada akhir musim 1985/86. Walaupun ia tetap berada
bersama Aberdeen pada awal musim 1986/87, namun pada November 1986,
Ferguson akhirnya menerima pinangan Manchester United untuk menjadi manajer mereka menggantikan jabatan yang dipegang Ron Atkinson.
Awal kariernya di Old Trafford tidaklah semulus yang ia kira. Saat itu MU terbelit dalam masalah alkohol yang kritis. Beberapa pemain andalan mereka (Norman Whiteside, Paul McGrath dan Bryan Robson),
mempunyai hobi menenggak minuman keras dan mempunyai level kebugaran
yang "menyedihkan". Ferguson, bersama-sama dengan Archie Knox yang
diangkat menjadi asisten manajer saat itu, secara perlahan-lahan
mengubah kebiasaan buruk itu dan menanamkan disiplin ketat bagi para
pemain, hal yang masih berlaku sampai saat ini di MU. Pertandingan debutnya berakhir dengan kekalahan 2-0 atas klub underdog,
Oxford United. Diikuti oleh hasil imbang 0-0 7 hari berikutnya melawan
Norwich City. Kemenangan pertama United dibawah asuhan Fergie hadir pada
22 November 1986 ketika Red Devils mengalahkan Queens Park Rangers 1–0 di Old Trafford.
Selain itu Fergie juga berhasil memenangkan pertandingan tandang
satu-satunya yang mereka raih musim itu. Yang istimewa, lawan mereka
adalah rival abadi United, Liverpool pada Boxing Day,
hal yang mana telah dijanjikan oleh Fergie ketika konferensi pers
pertamanya sebagai manajer United yaitu "akan menggantikan Liverpool
sebagai klub Inggris paling dominan mulai saat ini". Dalam musim
perdananya di United, Fergie membawa MU
duduk di peringkat 11, setelah sebelumnya mereka sempat terdampar di
peringkat 21. Musim berikutnya Ferguson mendatangkan beberapa pemain
baru untuk membela United. Mereka adalah Steve Bruce, Viv Anderson, Brian McClair dan kiper Jim Leighton. Dengan tambahan pemain-pemain baru ia meraih posisi 2 dibelakang Liverpool yang menjadi juara Liga Inggris. Musim 1988/89 Ferguson kembali mendatangkan pemain baru, kali ini Mark Hughes yang kembali bergabung dengan United setelah penampilan mengecewakan selama 2 tahun di FC Barcelona.
United diunggulkan untuk menjadi juara pada musim itu namun penampilan
mereka mengecewakan dan akhirnya kembali terdampar di posisi 11 pada
klasemen akhir. Pada awal musim, United tampil dalam partai persahabatan
melawan tim nasional Bermuda
dan Somerset County dimana Fergie turun sebagai salah satu pemain saat
laga melawan Somerset. Ini merupakan satu-satunya penampilan Fergie
berseragam Setan Merah dalam pertandingan.